AKU CINTA DIA
Dulu semua terjalin begitu indah..Dari pengenalan menjadi pendekatan..
Dari percobaan menjadi keseriusan...
Awalnya tak mau memikirkan logika
Yang terpenting cinta telah bicara..
Tak peduli bagaimana akhirnya..
Waktupun merayap pasti..
Kebersamaan membuat kasih yang begitu dalam..
Sangat indah dan tak mungkin dilupakan...
Perbedaanpun di abaikan..
Pertentangan menjadi penghalang
Semua hancur..
Aku menangis dalam perihku..
Cinta terbesarku harus kukorbankan..
Entah demi siapa..??
Demi keluarga atau agama
Perbedaan yang tak bisa disatukan
Membuat aku dan dia terluka
sama-sama terluka..
Mengumpulkan puing-puing perjalanan cinta
Sesak dadaku mengenangnya..
Siapa yang bisa disalahkan..
Waktu yang telah mempertemukan
Ataukah aku yang tak mengindahkan logika
Aku mencintainya..
Tulus tanpa syarat apa-apa
Sedetikpun aku tak mampu bergeming
Cintaku begitu besar..
Cinta terbesar yang terjalin dalam sebuah perbedaan
Tuhan..aku cinta dia..
Haramkah kika aku mencintainya
Salahkah jika aku menyayangnya..
semuapun harus kulepaskan..
Termasuk dia..
Cintaku dan cintanya..
Tertulis hanya dalam sebuah cerita
Bukan pengukuhan dalam satu ikatan..
Berjalan sendiri
Tapi hati saling memiliki..
Kulepaskan dia...
Semoga cintaku selalu menjaganya..
KEMANA KUMENITIPKAN CINTA
KEMANA KUMENITIPKAN CINTA
Yang kuharap akan selalu dia jaga
Menyekam indah pada muaranya bahagia
Menjadi hamparan cerita nyata..
Bukan lagi maya…
Semuanya sirna…
Cintaku tidak dia jaga
Ranumnya harap menjadi sia-sia
Cinta yang kutitipkan dia gadai dengan dusta
Dengan apa lagi aku menebusnya ?
Baginya setiaku belum cukup
Menurutnya pengertianku masih kurang
Sejauh apa lagi cinta harus kutapaki
Setinggi apa lagi cinta harus aku daki
Sedalam apa lagi cinta harus aku selami
Sungguh..aku tak tahu lagi..
Separuh nafasku telah menjadi bagiannya
Mimpi terindahpun pernah kubangun dipersandingannya
Karena perjalanan yang kuarungi adalah dia
Di relung ini terpatri nama dia
Setiap mimpipun hanyalah sebagai cerita
Kini aku hanya berdiri pada luka
Rasa yang tlah ada
Sudah tercabik menjadi bulir kecewa
Dan aku tak tahu lagi kemana kumenitipkan cinta...
KEPERGIANMU
air mataku menetes melihat kepergianmusemua yang kulakukan untuk membuatmu tetap disini
tak dapat menahan langkahmu tuk pergi
begitu cepat kau tinggalkanku
mengakhiri cerita cinta bersamamu
cinta yang begitu kubanggakan
selalu kujaga dan kupuja
kini harus melangkah pergi
untuk sebuah kesalahan yang tak ku inginkan
apa yang ku harapkan
takkan pernah terwujud
dia membenciku, menolakku dan menjauhiku
kini tak ada lagi cinta itu
semuanya tlah terbang bersama kepingan udara
dia takkan pernah tau
bagaimana aku mencintainya
diapun takkan pernah tau
bagaimana aku merindunya
semuanya hanya untuknya
walaupun perih tetap kujalani
demi tuk mendapat setetes rasa sayangnya
cinta...
mengapa harus aku yang terluka
kau tinggalkanku dan membawa kebencian di hatimu
takkan kudapatkan lagi cinta itu
harus kurelakan dirimu, walau ku tak mau..
Sahabatku
Sahabatku……….! Di dalam keremangan hidup ini, aku berjalan mencari arti kehidupan teringat aku padamu, Sahabatku……….! Engkau yang selalu membantu di dalam mencari arti kehidupan yang sebenarnya tapi kini dirimu tla jauh………dan terlalu jauh untuk ke jangkau Sahabatku……….! kepergianmu dengan tiba-tiba sangat ku sesali mengapakah aku tak tahu ?? setelah aku tahu semuanya engkau sudah tiada padaku lagiAKU HANYA SETETES EMBUN
bukan yang terdalam, tapi sulit tuk di lupakan........sendu sepi tak pernah berharap kelebihan kan datang.......
aku hanya orang yang tak tampak kesempurnaan..
aku hanya sebagian hati yang terkecil tuk disadari dengan kehampaan....
bukan kedengkian yang aku sanjungkan...
bukan rasa dendam yang aku miliki dengan rasa penuh pelarian...
jiwa ku, hati ku, sejalan seiring dengan keadaan sekitar lingkungan yang amat teramat munafik....
bukan engkau yang ku rindu, bukan engkau dengan hatimu yang kumiliki...
terniang dalam nada....
terjerumus dalam keharuman.....
haruskah ku terluka?
di saat matahari menyinari tubuhku, di saat embun pagi yang sedang kunikmati...
ONE DAY LATER One day later My body will die But in the distich of this poem I wouldn’t acquiesce you alone One day later My voice wouldn’t be heard again Yet among rows of this poem I will steadfast investigate you One day later My vision will be unrecognized again Yet, in the letter cracks of this poem I’ll look for you forever THE RAIN IN JUNE Nobody resolute Rather than the rain in June Its yearning-drizzle is hidden To the tree which has bloom Nobody wise Rather than the rain in June His footprints is erased Which hesitant in the way Nobody skillful Rather than the rain in June The unspoken thing is ignored Absorbed by the root of the flower tree
0 komentar:
Posting Komentar